Rabu, 13 Januari 2016

Jangan Mau Dibutain Cinta !

Gue bingung deh, cowok gue suka kasar tapi gue nggak tega mutusin dia soalnya dia pasti bakal minta maaf, dan gue selalu luluh sama penyesalannya.

Habis gimana
gue sayang banget sih
sama dia ...

Dia sering selingkuh tapi katanya dia sayang sama gue, yah gue juga nggak mau kehilangan dia.

Gue nggak peduli cowok gue suka bolos sekolah, atau dia bermasalah sama narkoba. Gue nggak peduli dia badung karena gue cinta sama dia.

Gue nggak akan menuntut apa-apa dari cowok gue, yang penting dia cinta sama gue. Biarpun dia punya pacar lain juga nggak apa-apa, gue jadi cewek kedua saja.

Duuuhhhhh !!!!! Saya paling sebal deh kalau dengar curhatan kayak di atas. Kenapa sebal ? Soalnya kayaknya maksain cinta banget. Demi cinta rela disakitin atau diduain. Emangnya cinta itu cukup kayak begitu saja ? Gals, cewek-cewek yang curhat itu rata-rata emang cinta habis sama pacarnya, tapi sayang banget, mereka nggak mencintai diri sendiri. Padahal sebelum mencintai orang lain, seharusnya kita harus mencintai diri sendiri dulu. Lagian coba pikir deh, apakah cowok ‘bermasalah’ itu pantas dipertahanin ? Apakah benar perasaan yang mereka rasain itu cinta tulus ? Enggak. Itu namanya DIBUTAIN CINTA. Yap, cinta udah ngebutain mata mereka sampai nggak bisa lagi memilah mana yang benar dan salah.

Sebetulnya apa sih yang kita pengen dapetin dari hubungan pacaran ? Perasaan ingin mencintai sepuas-puasnya tanpa balasan (kayak cewek-cewek di atas) atau perasaan ingin dilindungi, nyaman, senang dan bahagia ? Pastinya saat kita bisa manja-manjaan, diperhatiin, ada yang bakal ngebelain dan mendukung adalah hal-hal yang bikin kita bahagia. Nggak perlu deh menderita karena pusing mikirin dia.

Banyak cewek yang berusaha mempertahankan hubungannya mati-matian dengan alasan gue sayang banget sama dia, gue nggak mungkin nemuin yang lebih baik dari dia, dan lainnya. Semua alasan itu sebenarnya dibuat oleh pikiran hanya untuk menyenangkan hati belaka dan cuma menjauhkan diri dari kenyataan yang sebenarnya. Kalau tahu dia sudah nggak pernah menghubungi kita lagi, buat apa dipertahankan ? Kalau dia emang sayang, kenapa dia bersikap kasar sama kamu ? Bukankah seharusnya dia justru melindungi ? Kenapa sudah nggak sejalan, tapi masih dipaksain, padahal enggak ada guna dan manfaatnya buat kamu ? Kenapa kamu berandai-andai dia menyayangi kamu, padahal sebetulnya enggak begitu ? Coba deh, mulai kamu tanyakan hal-hal tersebut pada hati kamu. Berpikirlah logis apa keuntungan yang kamu dapat dari mempertahankan cinta yang enggak bisa dipertahanin lagi.

Gals, kadang cinta saja enggak cukup untuk membina suatu hubungan antara dua orang yang berbeda. Dibutuhkan rasa pengertian, komunikasi yang baik, faktor lingkungan yang mendukung dan keinginan dari kedua pihak untuk menyatukan pikiran juga mengurangi ego masing-masing. Tanpa itu semua, cinta nggak akan berarti.

Ketika kamu sudah nggak menemukan kecocokan atau kebahagiaan dalam hubungan pacaran, jangan maksain diri kamu untuk mengikuti ‘kata hati’ yang sebenarnya cuma ego diri untuk ngedapetin apa yang kamu mau.

Yang terpenting ingat : kalau kamu ngerasa nggak bahagia dengan hubungan kamu (lebih sering nangis karena dia dibanding ketawa bareng), yakinin hati kamu, deh. Kamu bisa dapetin kebahagiaan lebih dari itu, kok. Jangan terpaku sama satu cowok. Di dunia ini masih ada jutaan cowok lain yang bisa ngasih kamu kebahagiaan lebih !


Dila Ariestiani

Selasa, 12 Januari 2016

Boleh Nggak Pindah Ke Lain Hati, Kalau Belum Jadian

Duh … duh … kok
pindah ke lain hati sih ?!

He he he … Secara prinsip, selama judulnya belum jadi pacar, silahkan saja kamu lirik kanan kiri, cicip kanan kiri, bergaul sama semua teman lawan jenis di sekitarmu. Kan, kalau belum jadian, si dia juga belum punya hak apa-apa untuk masalahin sikap atau perlakuanmu terhadap teman-teman lawan jenis di sekitarmu. Demikian sebaliknya, dia juga masih boleh bergaul sama siapa saja tanpa kamu boleh mengusik kekuasaannya itu.

Selain perkara hak untuk bergaul dengan siapa saja, kamu juga perlu paham bahwa urusan hati juga bukan hal yang secara nyata bisa kelihatan oleh indera penglihatan kita. Jadi, sebetulnya, kalaupun dia ngotot melarang kamu bergaul sama teman lawan jenis, atau sebaliknya kamu yang melarang gebetan kamu bergaul sama teman lawan jenis, toh nggak bisa dipastiin juga apa hatimu sungguh cuma buat dia atau apa hatinya sungguh cuma buat kamu.

Jadi, nggak usah repot sama urusan “pindah ke lain hati”. Kita nggak bisa kendaliin apa yang terjadi di hati orang lain dan kita juga nggak punya hak untuk ngendaliin hatinya orang lain. Kalau itu kita paksain, pasti akan bikin nggak nyaman dan itu akan bikin kita justru gagal dapetin apa yang kita mau. Coba saja kamu renungin … apakah kamu mau pacaran sama orang yang suka menjajah ? Pasti nggak mau kan ?! Itu wajar terjadi karena pacaran selalu dimaksudkan untuk dapetin enak, sementara hidup dalam penjajahan nggak akan bikin enak. Untuk itu, kamu perlu paham bahwa orang lain juga ogah dijajah. Makanya jangan melakukan tindakan-tindakan yang bersifat menjajah, bila kamu pengen dapet enak dari gebetanmu.

Masalahnya, wajar juga kalau kamu takut dia kecantol orang lain sebelum jadian sama kamu. Jadi ya wajar juga kalau kamu lalu melakukan upaya pengamanan supaya gebetanmu nggak terlalu banyak gaul sama teman lawan jenis. Untuk itu, yang perlu kamu pahami adalah bahwa upaya pengamanan yang kamu lakuin itu bisa bikin dia malah jadi bete. Kalau udah gitu, harapan untuk bikin dia ngerasain asyik bergaul sama kamu, malah jadi porak poranda gara-gara dia terlanjur bete sama kamu.

Dalam masa pedekate, yang perlu dilakuin bukan upaya pengamanan dengan cara membatasi ruang geraknya. Justru, kamu perlu bangun suasana yang bikin dia merasa kamu tuh orang yang asyik buat dia. Biarin dia bebas bergaul sama siapa saja. Kamu cukup ngawasin apa dia tetap punya energi buat kamu. Jadi, kamu bikin deh kriteria tentang tanda-tanda nyata yang perlu dia tampilin supaya kamu merasa dia juga punya hati buat kamu. Kalau tanda itu nggak muncul, ya berarti dia bukan buat kamu.


Toge Aprilianto